Laman

Kamis, 16 Juni 2011

(REVIEW BOOK)

MENGGAGAS STRATEGI BARU

PENGELOLAAN

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Kajian Paradigma Peningkatan Mutu Pendidikan

yang berorientasi pada Menejemen

Pengelolaan Lembaga

Pendidikan Islam

Penilaian yang dialamatkan kepada dunia pendidikan Islam sejak sebelum kemerdekaan sampai dengan saat ini adalah sebuah penilaian yang sangat memprihatinkan dan walaupun memang tidak sepenuhnya benar dimana:

“Lembaga pendidikan Islam adalah lemabaga pendidikan kelas dua jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan umum, juga berdasarkan fakta bahwa sebagian besar lembaga pendidikan Islam dewasa ini masih dikelola secara konfensional belum secara profesional dan mayoritas umat Islam hidup dalam serbaketerbelakngan baik secara materi maupun intlektual”

OLEH : DRS. H. IMAM GOZALI JAMAL

A. PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia belum menampakkan kesuksesannya, terutama pendidikan yang berada pada naungan lembaga pendidikan Islam, Itu dapat dilihat dari outcome yang belum memuaskan banyak pihak. Disisi lain moralitas yang dimiliki lulusan produk (Output) pendidikan kita sudah diambang batas kewajaran. Sebagai Indikatornya adalah tingkat korupsi yang tinggi, tawuran antar pelajar atau antar warga, banyaknya perampokan, pembunuhan, dan prilaku kriminal lainnya, serta banyaknya pengganguran itu semua merupakan bagian dari ketidak berhasilan pendidikan kita. Pendidikan yang dilaksanakan sebagai tolok ukur sukses dan tidaknya bergantung sistem yang melingkupinya. Sistem itu bisa berupa kebijakan pendidikan yang ditentukan oleh pembuat kebijakan begitu juga pengelolaan ditingkat satuan pendidikan. Keberhasilan ditingkat satuan pendidikan ditentukan oleh kepala sekolah/ Madrasah sebagai pimpinan yang menahkodai lembaga pendidikan tersebut. Kepala Sekolah/ Madrasah adalah pengelola pendidikan yang memiliki kedudukan tertinggi dan sebagai pemegang kendali bagi jalannya pendidikan ditingkat satuan pendidikan. Maka oleh sebab itu kepala sekolah bertanggungjawab atas usaha peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan tersebut. Untuk menolong para kepala sekolah agar memiliki pengetahuan tentang cara dan seni untuk menegelola lembaga pendidikan, maka tepat kiranya para kepala sekolah khususnya yang bernaung pada lingkungan dunia pendidikan Islam untuk membaca hasil karya sebuah gagasan dan buah pemikiran seorang intlektual Islam yaitu Prof. Dr. H.Mujamil Qomar, M.Ag. yang membahas dan menawarkan tentang Strategi baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam dengan konsep Mmanajemen Pendidikan Islam sebagai Paradigma Pemikiran Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Islam.

Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag. Adalah Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (SETAIN) Tulungagung – Jawa Timur. Karya- Karya Pemikiran beliau yang telah diterbitkan antara lain adalah;

a. Kontribusi Islam Terhadap Peradaban Manusia ( sebuah Apresiasi Monumental (1993)

b. Filsafat Pendidikan Islam (2000)

c. Epistimologi Pendidikan Islam (2006) dan

d. Manajemen Pendidikan Islam (2007) (sebuah kajian tentang strategi baru pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam), yang akan berusaha di review penulis.

Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag. didalam karaya pemikirannya yang tertuang dalam buku Manajemen Pendidikan Islam ini secara detail mendiskripsikan menganahi permasalahan seputar karakter, prinsip dan manajemen lembaga pendidikan Islam Mulai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyaha, Peasntern sampai dengan Perguruan Tinggi.

Buku karaya Prof. Dr. H. Mujamil Qomar ini secara detail dan lengkap menguraikan pembahasan tentang ;

v Manajemen komponen – komponen dasar pendidikan Islam, termasuk personalia, kesiswaan, kurikulum, keuangan serta sarana dan prasarana.

v Manajemen penyempurnaan pendidikan Islam, termasuk layanan, Peningkatan mutu, struktur, konflik hingga komunikasi.

v Kepemimpinan pendidikan Islam, Pengambilan Keputusan, dan peningkatan produktivitas.

Dalam reveiew buku ini penulis hanya menguraikan pembahasan yang terdapat dalam Bab 4, argumen penuklis karena dalam bab 4 tersebut memiliki relevansi yang sangat erat dengan tugas yang diberika oleh Dr. H. wahyo selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen peningkatan mutu. Dalam Bab 4 ini Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag. membahasa tentang “Manajemen penyempurnaan pendidikan Islam, termasuk layanan, Peningkatan mutu, struktur, konflik hingga komunikasi”. Yang didalam Bab 4 tersebut membahas manajemen peningkatan mutu pendidikan Islam.

Manajemen komponene penyempurna pendidikan yang dimaksudkan adalah beberapa komponen pendidikan Islam yang harus dikelola secara profesional lantaran komponen- kompone tersebut memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan terutama pada lembaga pendidikan Islam. Oleh sebab itu komponen- komponen tersebut harus mendapatkan perhatian menejerial, apabila lembaga tersebut memang menginginkan peningkatan mutu pendidikan.

B. PEMBAHASAN

Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag. mengemukakan bahwa pada hakekatnya komponen penyempurna banyak macamnya namun beliau hanya membatasi beberapa komponen saja dalam pembahasan pada Bab 4 ini yaitu pada ;

1. Komponen Peningkatan Mutu

2. Komponen Masyarakat

3. Komponen Layanan

4. Komponen Perubahan dan Komponen konflik

1. MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

Peningkatan pencapaian mutu pendidikan harus menjadi orientasi bagi seluruh menejemen komponen pendidikan. Semua program dan kegiatan pendidikan serta pembelajaran di lembaga pendidikan pada dasarnya harus dapat diarahkan pada pancapaian mutu pendidikan. Menurut Mujamil Qomar rata- rata, lembaga pendidikan Islam belum ada yang berhasil didalam merealisasikan mutu pendidikan. Penyebabnya adalah para pimpinan lembaga pendidikan yaitu para kepala sekolah sebagai manajer pendidikan ditingkat lapangan, kurang profesional dalam menyelenggarakan proses pendidikan.

Mujamil Qomar memberikan berhasil menemukan beberapa faktor internal sekolah yang memberikan kontribusinya secara signbifikan terhadap pencapaian mutu pendidikan yaitu ;

a) Kesejahteraan guru

b) Kemampuan guru

c) Sarana kelas dan

d) Sarana buku- buku yang menunjang serta

e) Fasilitas belajar mengajar

Sedangkan faktor lain yang lebih rinci anralain adalah sebagai berikut ;

a) Siswa, dalam hal kesiapan dan Motivasi belajar.

b) Guru, yang memiliki kompetensi.

c) Kurikulum, relefansi isi dan oprasionalisasi proses pembelajaran.

d) Dana, sarana dan prasarana serta fasilitas pembelajaran.

e) Orang tua/wali peserta disik dalam hal partisipasi dan dukungannya dalam pengembangan program- program pendidikan di sekolah.

Adapun mutu pendidikan yang dimaksudkan dalam pemikiran Mujamil Qomar yang dinukil dari konsep Departemen Pendidikan Nasional adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber- sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin, dalam kontek pendidikan. Engertian Mutu pendidikan menyangkut Input, Proses dan output pendidikan (Mulyasa).

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Mujamil qomar menawarka sebuah model pendidikan yaitu sebuah model dimana para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan mampu mengubah kondisi peserta didik/ santri/ mahasiswa dari baik menjadi lebih baik dan istimewa.

Upaya pemberdayaan para peserta didik haru dilakukan melaui proses dengan rekayasa menuju metode, pendekatan maupun strategi, dengan mengambil langkah- langkah antara lain ;

a) Mengidentifikasi problem peserta didik, baik problem personal, problem intlektual, maupon problem sosial.

b) Menerepkan pendekatan persuasif yang berorientasi pada upaya menyadarkan peserta didik.

c) Menereapkan pemberdayaan peserta intlektual didik

d) Membuat kondisi dan suasana lingkunag sekolah untuk Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Pakem) dalam konsep MPBS

e) Berupaya meningkatkan mutu pendidikan pada semua aspek secara terus menerus

Strategi peningkatan mutu yang harus dilaksanakan oleh pimpinan lembaga adalah peningkatan mutu yang berkelanjutan melalui optimalisasi sumber daya dan sumberdana. Dalam upaya ini ada tiga faktor yang paling penting yaitu ;

2. MANAJEMEN MASYARAKAT PENDIDIKAN ISLAM

Sebagai salah satu faktor penyebab peningkatan mutu pendidikan adalah dukungan dan keterlibatan masyarakat. Oleh sebab itu maka perlu disadari oleh para pengelola pendidikan bahwa peran masyarakat sangat penting dan menentukan bagi keberadaan dan kelangsungan lembaga pendidikan bahkan bagi kemajuan lembaga pendidikan Islam.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag. bahwa kepercayaan masyarakat menjadi salah satu dari sekian kunci peningkatan mutu pendidikan Islam. Disaat kepercayaan masyarakat itu muncul ditengah masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam, maka mereka akan mendukung penuh, bentuk dukunga mereka bukan hanya memasukkan putra – putrinya kedalam lembaga pendidikan tersebut, tetapi bahkan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Posisi masyarakat dalam lembaga pendidikan memiliki double position (Posisi ganda) yaitu ; 1).Berposisi sebagai objek dan 2).Berposisi sebagai subjek, dimana kedua- dua posisi tersebut memiliki makna fungsional bagi pengelola lembaga pendidikan Isalam. Didalam perekrutan para peserta didik baru masyarakat berposisi sebagai obyek yang sangat diperlukan oleh lembaga pendidikan sementara respon masyarakat terhadap lembaga tersebut masyarakat berposisi sebagai subjek yang memiliki kewenangan penuh untuk menerima atau menolaknya.

Lebih lanjut untuk menunjukkan betapa pentingnya manajemen masyarakat pendidikan Islam ini Mujamil Qomar menukil pendapat E. Mulyasa, model manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan pendidikan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh- sungguh, disertai pembinaan secara terus – menerus dan khusus masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah.(1)

Pada Pasal 54 ayat (1) Undang – undang Republik Indonesia Nomor: 20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” ditegaskan bahwa, “Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan”.(2) Adapun bendtuk dari dukungan dan partisipasi serta dukungan masyarakat tersebut dapat berbentuk gagasan, kritikan.

Pendekatan yang harus dikembangkan oleh pimpinan lembaga pendidikan Islam dalam menarik peran serta dan dukungan masyarakat antara lain adalah;

a) Dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan untuk diikuti oleh masayarakat maka masyarakat harus selalu dilibatkan.

b) Para tokoh masyarakat harus diidentifikasi, dan dilibatkan dalam berbagai program dan kegiatan sekolah, karena para tokoh masyarakat memiliki pengaruh besar peda komunitas masyarakat tersebut dimana mereka berada.

c) Memilih waktu yang tepat dalam melibatkan masyarakat pada progrma kegiatan sekolah.

Disamping pendekatan- pendekatan tersebut juga ada beberapa cara lain dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.

3. MANAJEMEN LAYANAN PENDIDIKAN ISLAM

Dalam komponen pelayanan pendidikan slam ini, arahan pemikiran Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag agar para pimpinan lembaga pendidikan Islam , baik itu kapasitasnya sebagai kepala madrasah, kepala sekolah, pengasuh atau kiyai pada suatu pesantren, ketua jurusan, dekan, direktur pada program pascasarjana maupun rektor memilki paradigma pemikiran bahwa mereka semua itu adalah sebagai “Khodim al – ummat” (pelayan umat). Oleh sebab itu falsafah yang harus dilaksanakan adalah falsafah penjual. Sebagai penjual yang baik para pelanggan dan konsumen mengingiunkan sikap dari penjual tersebut antara lain ;

a) Berusaha memberikan pelayanan yang cepat dan tepat

b) Senantiasa berusaha bersikap ramah

c) Berusaha memberikan harga yang bersaing secara sehat

d) Berusaha menghibur pembeli/ pelanggan

e) Senantiasa berprilaku jujur (apa adanya)

f) Selalu berusaha bersikap sabar jika ada pembeli yang bersikap kurang menyenangkan

Didalam pendidikan Islam, pelayanan meliputi berbagai bentuk pelayanan antara lain adalah ; a). Pelayanan Pembelajaran, b). Pelayanan Bimbingan, c). Pelayanan Konseling, d). Pelayanan Kepegawaian, e). Pelayanan Keuangan f). Pelayanan Kesejahteraan.

Tingkat kepuasan pelanggan baik internal maupun ekterna, dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan sekolah. Pernyataan ini termuat dalam Panduan Manajemen sekolah, sekolah dapat dikatan berhasil, jika mampu memberikan layanan yang sama dengan harapan pelanggann atau melebihi harapan pelanggan. Atau dengan kata lain sebagai berikut;

a) Peserta didik menjadi puas dan senang serta nyaman atas pelayanan sekolah

b) Orang tua siswa puas dengan pelayanan terhadapa putra- putrinya maupun layanan kepada orang tua/wali siswa.

c) Pihak pemakai/penerima lulusan puas, karene mendapatkan outcam yang memuaskan harapannya.

d) Para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merasa puas terhadap pelayanan lembaga pendidikan.(Panduan Manajemen Sekolah : Diknas)

4. MANAJEMEN PERUBAHAN PENDIDIKAN ISLAM

Perubahan adalah suatu keniscayaan dalam komunitas sosial dan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan sosial maka perlu disadari dan dicermati serta diantisipasi. Pemimpin lembaga pendidikan sebagai seorang manajemen maka harus melakukan langkah- langkah menejerial perubahan yang selalu dihadapi. Memenej perubahan seharusnya diarahkan kepada kegiatan menejerial yang mengarah kepada pembaharuan pendidikan, dengan langkah- langkah pembenahan yang mengarah pada peningkatan hasil mutu yang lebih baik dari sebelumnya.

Manajemen perubahan sama artinya dengan manajemen pembaharuan manajemen yang selalu mengapdate sistem pendidikan agar sesuai dengan perubahan jaman pada saat perubahan yang sedang dialami oleh masyarakat. Lebih lanjut Prof. Mujamil Qomar, M.Ag menukil pendapat James L. Price yang mencoba mebedakan “Innovation is a less general term than social change, that is, any modification of the social structure and for culture of a socisl, All innovation is social change but not all social change is innofation” ( Pembaharuan adalah istilah yang kurang umum dibanding perubahan sosial, yakni suatu modifikasi dari sebuah struktur sosial atau budaya dari sistem sosial seluruh pembaharuan adalah perubahan sosial, tetapi tidak seluruh perubahan sosial meruoakan pembaharuan).

Prof. Mujamil Qomar, M.Ag, juga ingin berusaha menjelaskan pemahaman tentang perubahan dan pembaharuan ini kepada para pembaca karya beliau dengan mengajak para pembaca menjelajah pada lapnagan theologi Islam dengan mengutip ayat Al Qur’an yang terdapat pada surat Ar-Ra’du ayat 11 dan pada surat Al-Anfal 53.

¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ

11. agi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

[767] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.

[768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

y7Ï9ºsŒ cr'Î/ ©!$# öNs9 à7tƒ #ZŽÉitóãB ºpyJ÷èÏoR $ygyJyè÷Rr& 4n?tã BQöqs% 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ žcr&ur ©!$# ììÏJy ÒOŠÎ=tæ ÇÎÌÈ

53. (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

[621] Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.

Sabyek perubahan atau sebagai agen perbahan adalah para pemimimpin baik mereka berkapasitas sebagai kepala sekolah atau kepala madrasah pimpinan pondok pesantren (kiyai), ketua sekolah tinggi, rektor perguruan tinggi derektur ma’had. Para impinan inilah yang harus merencanakan perubahan sebab para pimpinan lembaga tersebut memiliki beberapa peran antara lain ;

a) Catalyst,

b) solution

c) givers,

d) process helpers dan juga

e) lesource linkers

Islam sebagai landasan teologis dalam pendidikan Islam, mendorong dan menganjurkan kepada pengikutnya agar selalu memiliki tradisi perubahan dan pembaharuan didalam menapaki hidup, anjuran itu antara lain adalah ;

Ø anjuran untuk selalu meningkatan mutu hidup mereka dari satu masa ke masa.

Ø Anjuran untuk mewujudkan kreativitas dalam kehidupan

Ø Anjuran untuk megadakan evaluasi secara terus menerus

Ø Anjuran untuk menumbuhkan kesadaran penyempurnaan secara terus menerus

Ø Dan anjuran untuk melakukan komparasi terhadap kondidi dan mengambil yang terbaik diantara yang baik.

Simpelnya perubahan itu memang harus direncanakan oleh para pimpinan sebuah lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang sedang menjalani proses.

5. MANAJEMEN STRUKTU PENDIDIKAN

Efektifitas pelaksanan proses pendidikan dapat terwujud apabila pekerjaan dapat dibagi habis dan merata kapada semua subject pendidikan yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan. Pembagian tugas merupakan kegiatan manajemen, disinilah para pemimpin lembaga pendidikan harus mimiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada setaf- setafnya kepada siapa mera harus bertanggungjawab, kepada siapa meraka harus melaporkan hasil kinerjanya, dengan siapa mereka hrus bekerjasama, dengan siapa harus berinteraksi, terhadap siapa mereka memilki kewenangan untuk memerintah dan pekerjaan apa saja yang menjadi kewajiban mereka.

Secara struktural dalam organisasi pendidikan Islam dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian manajer dan bagian staf. Dan dilihat dari segi macamnya, manajer dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu ;

1. Manajer Puncak ( Top Manager )

2. Manajer Madya ( Midle manager )

3. Manajer terdepan/ rendah ( low manager )

Kalau ditnjau dari segi kewengan, maka masing- masing manajer memiliki kewenangan, sesuai dengan kedudukan manajer tersebut, baik itu manajer puncak, manajer madya maupun manajer terdepan.

v Kewenangan manajer puncak antara lain;

· Menentukan sasaran dan kebijakan

· Memberikan bimbingan dan pengarahan

· Mentukan standar kinerja

v Kewenangan manajer madya antara lain ;

· Mengintepretasikan kebijakan manajer puncak

· Menjadi komunikator entara menejer puncak dan manajer terdepan

· Memberikan perintah secara rinci kepada manajer terdepan

v Kewenangan manajer terdepan/ rendah antara lain ;

· Merencanakan kegiatan sehari- hari

· Membagi tugas kepada para anggota

· Melakukan kontroling

· Mengatur materi,peralatan

· Melakukan supervisi

Staf juga dibagi menjadi tiga bagian bila dinjau dari segi pekerjaan dan tanggungjawabnya yatu ;

1) Staf pemberi layanan (staf yang beroengalaman paling rendah)

2) Staf yang bertuga mengantisipasi (staf yang cara kerjanya sudah maju satu langkah dari staf pemberi layanan)

3) Dan staf komplit (staf yang memiliki kemampuan untuk menyiapkan dan mengerjakan kebutuhan manajer, sehingga manajer tinggal mengesahkan saja.

Manajemen struktur ini dimaksudkan agar program dan kegiatan lembaga pendidikan berjalan dan dilaksanakan secara maksimal dan sesuai dengan perencanaan awal dan menghasilkan tujuan peningkatan mutu pendidikan yang maksimal.

6. MANAJEMEN KONFLIK PENDIDIKAN ISLAM

Konflik sebagai salah satu gejala sosial akibat dari interaksi, maka konflik tidak akan dapat dihindari dimana saja dalam komunitas sosial. Pendidikan adalah salah satu dari kegiatan sosial maka sudah pasti akar terjadi konflik didalamnya, lembaga pendidikan adalah salah satu dari lembaga sosial maka disana akan terjadi pula konflik. Konflik sebagai sebagai keadaan interaktif yang termanifestasikan dalam sikap ketidak cocokan, pertentangan dan perbedaan atau ketidakcocokan dengan entitas sosial atau antara entitas sosial, seperti individu- individu, kelompok- kelompok atau organisasi (Afzalur Rahim).

Sesungguhnya konflik memilki beberapa jenis dan bermacama akan tetapi dalam ringkasan buku ini penuli ringkasan ini hanya ingin menampilkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin atau manajer pendidikan itu memilki kemampuan untuk menjelangnya atau menghadapai konflik yang terjadi pada lembaga yang dipimpinnya. Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag menukil pendapat Abuddin Nata, bahwa sangat perlu dikembangkan beberapa etika bverikut ini;

Ø Melihat perbedaan itu sebagai sesuatu yang harus ada

Ø Menyadari bahwa bisa saja pendapat orang lain itu mengandung kebenaran

Ø Bersikap terbuka

Ø Bersikap objektif

Ø Tidan berpandangan behwa perbedaan itu segabai sesuatu yang harus dipertentangkan dan menjadi penyebab permusuhan

Ø Menjunjung tinggi nilai- nilai luhur yang universal seperti parsaudaraan, kejujuran, keadilan, kebenaran.

Setelah menyajikan cara mensikapi konflik maka selanjutnya diuraikan penulis buku yang sedang diringkas ini bagai mana strategi dan cara mengatasi atau memenej konflik antaraq lain ;

· Pemecahan kolaboratif dengan cara bersama- sama memecahkan problem

· Perundinag, kompromi, dan berinteraksi secara damai

7. MANAJEMEN KOMUNIKASI PENDIDIKAN ISLAM

Komunikasi sebagai elemen terpenting dalam kegiatan sosial atau proses sosial maka dalam pengelolaan pendidikan komunikasi harus dibangun dengan menejemen yang profesional. Kegagalam komunikasi akan mengakibatkan fatal baik secara individu maupun secara kelompok (Jalaludin Rahmat).

Agar lebih praktis dan berhasilnyata dalam mengelolan komunikasi maka ada delan prinsip yang perlu diterapkan oleh manajer agar komunikasi itu bisa efektif yaitu ;

1. Berfikir dan berbicara secara jelas

2. Ada sesuatu yang penting untuk disampaikan

3. Ada tujuan yang jelas

4. Penguasaan terhadap masalah

5. Pemahaman terhadap proses komunikasi dan implementasinya dengan konsisten

6. Mendapatkan empati dari komunitas

7. Selalu menjaga kontak mata, suara yang tidak terlalu keras atau lembut serta menghindari ucapan pengganggu

8. Komunikasi harus direncanakan (apa pesan yang ingin dikomunikasikan, siapa yang menjadi obyek komunikasi, buatlah skenariao yang jelas, dan hendaknya mempersiapkan diri agar menguasai masalah). (Panduan Manajemen Sekolah).

C. KESIMPULAN

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terutama pendidikan Islam maka para pakar dan pemerhati pendidikan di indonesia berusaha untuk menyumbangkan beberapa gagasan dan pemikiran ilmiah yang mencoba disuguhkan termasuk diantaranya adalah pemikiran Prof. Dr. H. Mujamil Qomar,M.Ag. yeng tertuang dalam buku karya beliau “Manajemen Pendidikan Islam” dan merupakan gagasan pada Kajian Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam.

Dalam ringkasan ini hanya membatasi pada beb 4 saja yang meliputi ;

1. Manajemen mutu

2. Manajemenmasyarakat

3. Manajeman layanan

4. Manajeman perubahan

5. Manajemen Struktur

6. Manajemen Konflk dan

7. Manajemen komunikasi

Semua itu dikatakan sebagai komponen- komponen penyempurna sebagai strategi untuk mewujudkan upaya peningkatan mutu pendidikan Islam. Yang memang masih sangat memerlukan usaha peningkatan dan mengejar ketertinggalan pendidikan Islam dimana imeg masyarakat terhadap pendidikan Islam adalah pendidikan yang berada strata kedua.

Demikian ringkasan ini diselesaikan kritik dan saran senantiasa diharapkan agar karya ringkasan ini lebih bermanfaat keberadaannya dalam khasanah ilmu pengetahuan, Dan semoga keberkahan selalu terlimpah kepada beliau Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag. Amin