Laman

Jumat, 03 Oktober 2014


SAAT HUT HUT BPD CABANG BREBES
TGL: 12-10-2014
Oleh : 
Drs. H. IMAM GOZALI,M.Pd.I
Kepala Seksi Bimas Islam
Kantor Kemeneterian Agama Kabupaten Brebes

بسم الله الر حمن الر حيم
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد سيد الاولين والاخرين وسلم رضي الله تعالى عن كل اصحا ب رسول الله اجمعين الحمد لله رب العا لمين حمدا يوافى نعامه ويكافئ مزيده يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلا ل وجهك الكريم وعظيم سلطنك

YAA ALLAH YAA ROHMAAN, WAHAI DZAT YANG MAHA PENGASIH,
DALAM SETIAP KESEMPATAN KAMI SENANTIASA HATURKAN PUJI DAN SYUKUR KAMI KE HADIRAT-MU, HANYA KEPADA-MU KAMI MENYEMBAH DAN HANYA KEPADA-MU KAMI MOHON PERTOLONGAN.

YAA ALLAH, YAA ROHIIM, DZAT YANG MAHA PENYAYANG,
BERKAT RIDLO-MU LAH PADA HARI INI AKAN LAKSANAKAN  PENARIKAN UNDIAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH TAHUN BUKU 2014 SEMOGA ACARA INI AKAN MEMBAWA KEPADA KEMAJUAN DAN KEBERKAHAN PADA BANG PEMBANGUNAN DAERHA JAWA TENGAH, SERTA BERMANFAAT BAGI KAMI, PARA PIMPINAN, PARA KARYAWAN DAN PARA NASABAH SERTA SELURUH MASYARAKAT JAWA TENGAH PADA UMUMNYA

YAA ALLAH, YAA  ROHMAN ROOHIMIIN,
JADIKANLAH ACARA PEMUTARAN UNDIAN SAAT INI SEBAGAI MEDIA   PENGHUBUNG SILATURRAHIM DIANTARA KAMI KELUARGA BESAR BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH UNTUK MEMPERKOKOH PERSATUAN DAN KESATUAN DI ANTARA KAMI, SERTA UNTUK MEWUJUDKAN RASA KESETIAKAWANAN DAN TALI PERSAUDARAAN ANTARA SESAMA KAMI.

YAA ALLAH, YAA HAADII,
 ENGKAULAH DZAT YANG MAHA PEMBERI PETUNJUK, TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI YANG BENAR ITU BENAR ADANYA DAN BERILAH KAMI KEMAMPUAN UNTUK MENGIKUTINYA, SERTA TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI BAHWA YANG SALAH ITU SALAH ADANYA DAN BERILAH KAMI KEMAMPUAN UNTUK MENJAUHINYA.

YAA ALLAH, YAA QOWIYYU YAA MATIIN,  TUHAN YANG MAHA TEGUH,
BERIKAN KEPADA KAMI KEMAMPUAN JIWA UNTUK MENGEMBAN TUGAS-TUGAS MULIA, DAN KEKUATAN IMAN UNTUK MENGHINDARI COBAAN. LIMPAHKAN KEPADA KAMI HIKMAH KEBIJAKAN, UNTUK MENUTUP KEKURANGAN DAN MEMBENAHI KELEMAHAN. CURAHKAN KEPADA KAMI HIDAYAH KEBENARAN, AGAR TERHINDAR DARI KESESATAN.

YAA ALLAH, YAA QODIIR, TUHAN YANG MAHA KUASA,
BERILAH KAMI KESELAMATAN DAN KESEHATAN, TAMBAHKANLAH KEPADA KAMI ILMU PENGETAHUAN DAN BERKAHILAH RIZQI YANG ENGKAU BERIKAN, BERIKANLAH KAMI RAHMAT DAN AMPUNAN-MU, SERTA AKHIRILAH KEHIDUPAN KAMI DENGAN KHUSNUL KHOTIMAH.

YAA ALLAH, YAA GHOFFAAR, TUHAN YANG MAHA PENGAMPUN, 
AMPUNILAH DOSA KAMI, DOSA KEDUA ORANG TUA KAMI, DOSA PARA PEMIMPIN DAN PENDAHULU KAMI. JADIKANLAH SEMUA KEGIATAN DAN AKTIVITAS KAMI DALAM MENGELOA BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH INI MENJADI AMAL SHOLEH DAN IBADAH KEPADA-MU.

YA ALLOHG YA MUJIBASSAILIN, TUHAN YANG MAHA PENERIMA DO’A
KABUlKANLAH DOA DAN HARAPAN KAMI UNTUK MEWUJUDKAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH YANG LEBIH MAJU DAN DI CINTAI MASYARAKAT JAWA TENGAH DAN MAMPU MENDAMPINGI PEMERINTAH DALAM MEMBANGUN JAWA TENGAH YENG LEBIH MAKMUR SEJAHTERA TOTO TENTREM KARTO TOTO RAHARO, MURAH SANDANG TANPO TINUKU, MURAH PANGAN TANPO TINANDUR, GEMAHRIPAH LOH JINAWE…AMIIN


ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذا ب النار سبحان ربك رب العزة عما يصفون والحمد لله رب العا لميتن

Khutbah Idul Adha 1435 H/2014 M di Masjid Agung Kota Brebes

TELADANI
 KELUARGA NABIYULLOH IBROHIM AS
OLEH:
DRS. H. IMAM GOZALI,M.Pd.I 
Kepala seseksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes
KHUTBAH IDUL ADHA 1435 H / 2014 M
DISAMAPAIKAN DI MASJID AGUNG KOTA BREBES HARI AHAD 05-10-2014

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. )اَمَّا بَعْدُ( فَيَاعِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْعظِيْمِ اعوذبالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
            
Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan segala kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:
 إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).
       
  Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat-sahabat dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Alloh swt agar kita termasuk golongan hamba Alloh yang selamat di dunia dan di akhirat.
            Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana,  di sini kitapun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat idul Adha ini dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.


الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Salah satu yang amat kita butuhkan dalam hidup ini adalah mendapatkan figur-figur teladan yang bisa memberi warna positif dslam kehidupan kita meskipun di saat sekarang ini sungguh sangat sulit menemukan fisur ideal ibarat mencari jarum yang hilang dalam tumpukan jerami. Karena itu, Allah swt memilihkan Nabi Ibrahim as dan keluarganya sebagai figur teladan sepanjang masa, bahkan tidak hanya kita yang harus meneladaninya, tapi Nabi Muhammad saw juga harus meneladaninya, Allah swt berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah [60]:4).

Satu dari sekian banyak keteladanan dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya adalah memiliki dan menunjukkan ketahanan keluarga yang luar biasa. Yang dimaksud dengan ketahanan keluarga adalah keluarga bisa berjalan dengan baik dan keberadaannya dibuktikan dengan manfaat yang bisa dirasakan oleh banyak orang.
Oleh karena itu, terwujudnya ketahanan keluarga menjadi sesuatu yang amat penting agar perjalanan keluarga bisa berlangsung sebagaimana yang diharapkan, baik harapan orang yang berusaha membangun kehidupan keluarga, keluarga besarnya maupun masyarakat sekitarnya. Dalam kaitan ini, paling tidak ada lima aspek ketahanan keluarga yang harus dimiliki oleh setiap keluarga.Pertama, memiliki kemandirian nilai. Keluarga muslim berarti memiliki nilai-nilai Islam yang menjadi landasan berkeluarga dan arah kehidupannya. Suatu keluarga disebut memiliki ketahanan yang kuat manakala berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam dalam menjalani kehidupan meskipun berhadapan dengan kendala yang berat dan lingkungan yang tidak Islami. Memiliki kemandirian nilai tidak hanya dia melaksanakan ajaran Islam, tapi berusaha meluruskan yang tidak Islami. Bagi Nabi Ibrahim as siapapun harus diluruskan, termasuk orang tuanya sendiri yang keliru sebagamana firman Allah swt:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ تَتَّخِذُ أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS An'am [6]:74).

Dalam kehidupan sekarang yang pengaruh era globalisasi sedemikian besar, memiliki kemandirian nilai menjadi perkara yang amat penting, karena sesama anggota keluarga memang tidak bisa saling mengawasi setiap saat, bahkan tingkat kesibukan yang tinggi membuat anggota keluarga sulit berkomunikasi meskipun alat-alat komunikasi sudah semakin canggih.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Jamaah Sekalian Yang Dimuliakan Allah swt.

            Kedua yang harus dimiliki keluarga agar memiliki ketahanan yang baik adalah kemandirian ekonomi. Setiap manusia membutuhkan makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berkendaraan dan sebagainya hingga pengembangan diri. Untuk memenuhi semua itu, dibutuhkan pendanaan dalam jumlah yang cukup yang didapatkan dengan cara yang halal. Karena itu, setiap keluarga, khususnya bapak atau suami harus mampu mengembangkan keluarganya untuk memiliki kemandirian dibidang ekonomi. Dalam ibadah haji, selain ada tawaf yang melambangkan kedekatan kepada Allah swt, ada lagi yang namanya sai yang secara harfiyah berarti usaha, yakni usaha untuk memenuhi segala yang diubutuhkan dan harus dicapai. Siti hajar berusaha mencari apa yang bisa dikonsumsi dengan berjalan dan berlari dari bukti Shafa ke Marwa. Karenanya berusaha secara halal sangat mulia dan mengemis sangat hina, apalagi mencuri dan korupsi, Rasulullah saw bersabda:
لَأَنْ يَحْمِلَ الرَّجُلُ حَبْلاً فَيَحْتَطِبَ بِهِ, ثُمَّ يَجِيءَ فَيَضَعَهُ فِى السُّوْقِ, فَيَبِيْعَهُ ثُمَّ يَسْتَغْنِىَ بِهِ, فَيُنْفِقُهُ عَلَى نَفْسِهِ خَيْرٌلَهُ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ, اَعْطَوْهُ اَوْمَنَعُوْهُ. 
Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim).

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Jamaah Sekalian Yang Dimuliakan Allah swt.
Faktor Ketiga, yang harus dimiliki agar keluarga memiliki ketahanan adalah Memperlakukan keluarga dengan baik , sebagaimana Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلأَ هْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِى
Sebaik-baik kamu adalah yang yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR. Ibnu Asakir).
Dalam kaitan dengan keluarga Nabi Ibrahim as, salah satu yang amat penting untuk kita ambil sebagai pelajaran adalah terbangunnya suasana yang dialogis sehingga meskipun Nabi Ibrahim as sudah meyakini adanya perintah menyembelih anaknya Ismail dan ini tinggal melaksanakan, tapi ternyata Nabi Ibrahim berdialog dengan Ismail, bahkan meminta pendapat. Sementara Ismail dengan akhlaknya yang mulia mengemukakan pendapat yang mengagumkan sebagaimana diceritakan di dalam Al Qur’an:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".( QSAsh Shaffat [37]:100-102)

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Jamaah Shalat Id Yang Dirahmati Allah swt.
            Faktor Keempat yang harus dimiliki agar keluarga memiliki ketahanan adalah keuletan dan ketangguhan dalam memainkan peran sosial. Keshalehan seorang muslim tidak hanya bersifat pribadi dalam arti ia menjadi baik hanya untuk kepentingan diri dan keluarganya, tapi keshalehannya juga harus ditunjukkan dalam bentuk keshalehan sosial. Hal ini karena di dalam Islam ada dua hubungan yang harus dijalin, yakni hubungan vertikal kepada Allah swt yang biasa disebut dengan hablum minallah dan hubungan horizontal kepada sesama manusia dan sekitarnya yang disebut dengan hablum minannas.
      Kehidupan masyarakat kita, baik dalam skala kecil maupun besar menghadapi begitu banyak persoalan yang menuntut pemecahan dan jalan keluar. Karena itu, keluarga seharusnya bisa memainkan peran sosial di masyarakat sehingga keberadaannya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak dan ini akan membuatnya menjadi keluarga terbaik, Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُالنَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ  
Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain  (HR. Qudha’i dari Jabir ra).

            Karena itu, keberadaan kita seharusnya bukan hanya bisa menyumbang persoalan, tapi seharusnya menjadi bagian dari solusi atau jalan keluar dari berbagai persoalan hidup, sehingga harus kita lakukan apa yang disukai Allah swt, lebih rinci,  Rasulullah saw bersabda:
  أَحَبُّ اْلأَعْمَالِ اِلَى اللهِ تَعَالَى: سُرُوْرٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ أَوْ تَكْشِفُ عَنْ كُرْبَةٍ أَوْ تَقْضِى عَنْهُ دَيْنًا أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا
Amal yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah: rasa gembira yang engkau resapkan ke dalam hati muslim atau memecahkan suatu masalah darinya atau membayarkan utangnya atau mengusir rasa laparnya (HR. Ibnu Abi Dunya dan Thabrani).

Dengan peran sosial yang besar itulah, maka kita akan mencari bahan pembicaraan yang baik setelah wafat, karena itu, Nabi Ibrahim as berharap demikian, beliau memang berdoa:
رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى‏ بِالصَّالِحينَ. وَاجْعَلْ لى‏ لِسانَ صِدْقٍ فى‏ الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى‏ مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ. وَاغْفِرْ لأَبى‏ إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ
Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83–85)
         
            Yang terakhir atau yang kelima diantara faktor ketahanan keluarga adalah mampu menyelesaikan problema yang dihadapi. Menjalani kehidupan keluarga seringkali berhadapan dengan berbagai problema, jangankan kehidupan keluarga, kehidupan pribadi saja tidak pernah sepi dari persoalan. Kadangkala satu persoalan belum bisa dipecahkan namun sudah muncul lagi persoalan berikut yang bisa jadi lebih berat. Dalam situasi menghadapi problema hidup, sangat penting bagi insan keluarga untuk terus mengokohkan ketaqwaan kepada Allah swt sebab dalam kamus kehidupan orang bertaqwa tidak ada istilah jalan buntu dalam arti persoalan tidak bisa dipecahkan, Allah swt berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS At Thalaq [65]:2-3).

Kehidupan masyarakat kita sekarang dengan tantangan yang sedemikian berat menuntut kehadiran keluarga yang memiliki ketahanan yang baik sehingga diharapkan akan lahir masyarakat dengan ketahanan pribadi yang baik karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan bangsa.
بارك الله لي ولكم في القرءن العظيم ونفعني واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم اقول قولى هذا واستغفروه انه هو الغفور الرحيم



الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر(x7)
الله اكبركبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد
الحمد لله الذى جعل الاعياد بالافرح والسرور. اشهد ان لااله الاالله وحد ه لاشريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه ومن تبعه الى يوم الد ين وسلم تسليما كثيرا   (اما بعد)ايها الحاضرون التقوا الله
واعلموا ان يومكم هذا يوم عظيم فيباهىالله لكم ملائكته وانتم مكبرون فيه اظها را اشعائره في كل مكان ظاهر. فقال الله تعالى ولم يزل قائلا عظيم. ان الله وملائكته يصلون على النبى ياايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه والتبعين معهم برحمتك ياارحم الراحمين. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
 رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ         والحمد   لله رب العالمين