Laman

Senin, 09 Januari 2012

PENDIDIKAN IDEAL

TINJAUAN PEMIKIRAN AHMAD TAFSIR

TENTANG

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMI

(Suatu Upaya Mendidik Manusia Seutuhnya)

Oleh : Imam Gozali

Secara riil mutu atau kualitas kepribadian peserta didik kita belakangan ini semakin mecemaskan. Munculnya fenomena tawuran antar pelajar atau mahasiswa dan remaja di berbagai kota di tanah air dan ditambah dengan sejumlah perilaku mereka yang cenderung brutal dan brandal, meningkatnya penyalahgunaan Narkotika dan Obat- obat berbahaya (Narkoba), serta suburnya pergaulan bebas di kalangan remaja dan pemuda adalah sebagai indicator bahwa tujuan pendidikan bangsa ini telah gagal membentuk karakter peserta didik.

Pendidikan kita selama ini memang telah melahirkan alumnus yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan formal. Akan tetapi, pendidikan yang ada tidak berhasil menanamkan nilai-nilai karateristik bangsa ini. Kita lihat berapa banyak lulusan pendidikan memiliki kepribadian yang justru merusak diri mereka.

Tampak dunia pendidikan di Indonesia masih dipenuhi kemunafikan karena sertifikat orientit. Bukan hal mendasar yang membawa peserta didik pada kesadaran penuh untuk mencari ilmu pengetahuan dalam menjalani realitas kehidupan. Pendidikan semacam itu tidak terjadi di negeri ini sebab orientasinya semata-mata sebagai sarana mencari kerja. Kenyataannya yang dianggap sukses dalam pendidikan adalah mereka yang dengan sertifikat kelulusannya berhasil menduduki posisi pekerjaan yang menjanjikan gaji tinggi. sementara nilai-nilai akhlak dan budi pekerti menjadi `barang langka’ bagi dunia pendidikan.

Didalam buku Filsafat Pendidikan Islami ini, Ahmad Tafsir mengkritisi pendidikan di negri ini, yang masih menghasilkan lulusan berakhlak tidak baik seperti suka menang sendiri, pecandu narkoba dan hobi tawuran, senang curang dan tidak punya kepekaan sosial, atau gila harta dan serakah. Menurut penulis, kegagalan pendidikan di Negri ini bukan hanya diukur dari standar pemenuhan lapangan kerja. Juga harus mampu menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia.

Ahmad Tafsi, selanjutnya menegaskan, bangsa-bangsa yang dimusnahkan Tuhan bukan karena tidak menguasai iptek atau kurang pandai, namun karena disebabkan memilki tingka laku yang sangat buruknya. Karena itu, kemudian Akhmad Tafsir juga mengatakan bahwa, kata-kata bijak para filosof, pendidikan sejatinya ditujukan untuk membantu memanusiakan manusia. Pendidikan tersebut harus mencakup unsur jasmani, rohani dan kalbu. Implementasi ketiga unsur itu dalam format pendidikan niscaya menghasilkan lulusan dengan nilai kemanusiaan yang tinggi. Hanya saja, kita melihat pendidikan di Indonesia sangat jauh dari yang diharapkan bahkan jauh tertinggal dengan Negara-negara berkembang lainnya. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan. Pendek kata, pendidikan Islam belum sepenuhnya mampu mengantarkan anak didik pada kesadaran akan dirinya sebagai manusia. Padahal, manusia adalah pelaku utama dan sekaligus sebagai obyek/ sasaran dalam proses pendidikan.

Penerbit : Rosda

Tahun : 2006

Halaman : 352 Hl

Ukuran : 15 x 21 cm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar