Laman

Selasa, 19 Januari 2016

SEKILAS TENTANG GAFATAR
Oleh:
Drs. H. Imam Gozali,M.Pd.I
Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Brebes

A. Kronologi Terbentuknya Organisasi Gafatar
Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) terus menuai kontroversi karena banyak orang hilang setelah mengikuti organisasi tersebut. Bahkan menurut pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, Gafatar merupakan hasil evolusi dari Lembaga Kerosulan, Isa Bugis, dan NII.
Menurut dia, jika melihat kebelakang, permulaan ketika munculnya Gafatar ada beberapa sejarah, dahulu ada beberapa organisasi sebelum munculnya NII KW 9. Di antaranya ada lembaga kerosulan, Isa Bugis yang dicampur menjadi satu yakni NII KW 9 pimpinan Panji Gumilang.
“Itu perpaduan organisasi menjadi satu, tidak ada sholat, dimana yang mengaku rosul itu boleh meninggal dan jabatannya tetep berlangsung seperti misalnya lurah. Itu dilaksanakan oleh Panji Gumilang, termasuk Ahmad Musadeq itu satu angkatan,” kata Ken Setiawan, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, saat itu ketika melihat Panji Gumilang memanfaatkan wewenang, Ahmad musadeq kemudian menyingkir dan tidak mau bergabung dengan Panji Gumilang, lalu Ahmad Musadeq mendirikan gerakan bernama Al Qiyadah Al Islamiyah. Di dalam aliran itu, Musadeq mengaku sebagai nabi baru.
Namun gerakan ini tidak bertahan lama. Pihak kepolisian segera menangkap Ahmad Musadeq dengan tuduhan penistaan agama dan divonis 2,5 tahun penjara.
Setelah keluar dari penjara, Musadeq meninggalkan Al Qiyadah Al Islamiyah dan mendirikan perkumpulan baru dengan nama Komar (Komunitas Millah Abraham). Komunitas itu menggabungkan tiga konsep ajaran agama menjadi satu yaitu Islam, Nasrani dan Yahudi.
“Komar ajarannya sama tapi beda nama dengan Al Qiyadah Al Islamiyah, Komar juga dapat penolakan dari masyarakat. Orangnya sama, ajaran sama hanya beda nama,” ujarnya.
Setelah itu, mereka buat baru namanya Gafatar yang belajar dari pengalaman Al Qiyadah Al Islamiyah, NII, Panji Gumilang dan Komar yang mendapatkan penolakan, ternyata dengan mendirikan Gafatar mereka berhasil. Dengan kedok organisasi masyarakat yang bergerak di bidang sosial. Ormas bikinannya ternyata mampu menarik simpati anak muda.
“Ternyata cukup efektif, banyak masyarakat simpati dan tertarik untuk ikut bergabung dengan Gafatar ini, sehingga baru 1 bulan berdiri, Gafatar sudah ada di seluruh Indonesia, kemudian mereka mendeklarasikan diri pada 2012,” ungkapnya.
Seperti simbol Gafatar yaitu matahari yang mempunyai arti fajar sidiq, jadi sudah saatnya mereka muncul di permukaan dan tidak perlu bergerak secara underground lagi. Sehingga kegiatan sosial yang dilakukan mereka Itu kamuflase, mereka butuh opini publik, cari mencari simpati masyarakat.
“Jadi mereka itu dakwah, dakwah itu seperti kampanye, mencari simpati masyarakat, meninggalkan metode yang underground tadi, underground mereka begitu tersiksa, harus hati-hati mengajak korban. Dengan organisasi lebih mudah, konsepnya, visi misinya jelas dan anak muda pasti tertarik, apalagi yang sudah biasa berorganisasi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Gafatar muncul dengan memanfaatkan demokrasi sebagai kebebasan untuk membuat kegiatan-kegiatan yang sifatnya legal, seperti bakti sosial, kerjasama dengan Kodim, Polres dan Kesbang serta tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap punya potensi untuk memberi pengaruh.
“Setiap Kegiatannya selalu menggandeng pemerintah setempat, lalu difoto, setelah itu dimasukkan ke majalahnya, jadi seolah-olah mereka sudah disuport oleh pemerintah dan dianggap legal, biasanya didaerah mereka langsung menghadap Gubernur, Kepolda, mereka sibuk dengan audensi jadi memang secara organisasi mereka orang-orang yang hebat dalam hal lobi,” ujarnya.
Tapi di balik kegiatan itu semua, ternyata Gafatar mempunyai program yang menyimpang. “Dengan sugesti bahwa hukum di Indonesia kacau, tidak berlandaskan Islam, maling ayam dihukum berat, koruptor di hukum ringan. Dengan itu mereka mengajak anak muda, ini lho wadahnya perubahan yaitu Gafatar,” katanya.
Gafatar ini sebenarnya mengcopy paste kegiatan NII yang diikuti Panji Gumilng, dulu ada namanya MIM (Masyarakat Indonesia Membangun), sama persis kegiatan sosial yang dilakukan MIM, lalu MIM dititup dan munculah Gafatar ini.
“Gafatar ini ajarannya lebih komplit, jadi ada lembaga kerosulan, ada isa bugis dikomparasi menjadi satu yaitu NII dan dikomparasi lagi dari islam, nasrani, yahudi, tambah komplit,” ujarnya.
Dia juga menghimbau agar masyarakat lebih memahami ajaran agama agar tidak tergoda dengan ajakan-ajaran aliran tertentu.
B. Program Gafatar Menyimpang
Organisasi Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) eksis dan berkembang cukup cepat diseluruh Indonesia, dengan mencari simpati masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial yang sifatnya membantu pemerintah. Tapi dibalik itu semua, Gafatar mempunyai program yang menyimpang.
“Dengan sugesti bahwa hukum di Indonesia kacau, tidak berlandaskan Islam, maling ayam dihukum berat, koruptor di hukum ringan. Dengan itu mereka mengajak anak muda, ini lho wadahnya perubahan yaitu Gafatar,” katanya.
Menurut dia, Gafatar ini cukup eksis lantaran tidak pernah merespon suara-suara miring dari masyarakat, mereka terus berkarya, seperti melakukan kerja bakti, donor darah, pelatihan, bimbel gratis yang sifatnya program membatu pemerintah dengan kegiatan positif.
“Ini yang membuat pemerintah agak kecolongan,” ujar Ken yang juga pendiri Republik Ngapak.
Dia mengungkapkan, Gafatar tidak bedanya dengan NII, namun Gafatar ajarannya lebih lengkap, karena semua konsep menjadi satu kesatuan seperti ada Lembaga Kerosulan, ada Isa Bugis yang dikomparasi menjadi satu yaitu NII dan dikomparasi lagi dari Islam, Nasrani, Yahudi, tambah komplit.
“Gafatar menggunakan konsep militan, orang tidak akan bisa militan jika tidak punya musuh, jadi mereka menanamkan kepada orang yang bergabung bahwa kita punya musuh namanya RI, dan harus merubah RI lebih baik dengan cara mereka,” ujarnya.
Dia mengatakan, sebuah organisasi biasa itu tidak mungkin akan mensejahterakan masyarakat Indonesia, organisasi merupakan perkumpulan dan sebagai alat pemersatu. Sedangkan untuk mensejahterakan masyarakat ini sudah porsinya negara dan bagi konsep mereka untuk merubah system harus dengan sistem tidak bisa dengan organisasi.
“Sebenrnya bukan tidak mengakui RI, tapi lebih pada kekecewaan terhadap kondisi hari ini. Mereka ingin merubah dengan cara mereka dan mereka militan,” ungkapnya.
C. Pola Perekrutan Gafatar
Pola perekrutan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sama seperti pola perekrutan Negara Islam Indonesia (NII). Mereka menyasar orang-orang terdekat atau orang-orang yang baru dikenal melalui komunikasi yang intens dan menggunakan metode menjatuhkan dialog lawan.
“Sama dengan NII, jadi mereka adalah orang-orang terdekat atau orang yang baru dikenal tapi komunikasinya intens, kerena mereka memang ahli-ahli presentasi luar biasa, ahli multilevel, tapi ini produknya hukum tuhan bukan produk barang,” katanya.
Menurut dia, siapapun orangnya bisa direkrut, apa itu pejabat atau orang yang pernah didik tentang wawasan kebangsaan seperti PNS. Jadi pendekatannya tidak serta merta langsung pada ideologi, kadang orang pasti punya masalah dengan keluarga, mereka masuk dengan motivasi, setelah target nyaman baru didekati.
“Biasanya 1 target 5 perekrut, jadi misal korbannya suka fotografi, kita hadirkan orang yang suka fotografi, ngumpulnya nyaman lalu nanti sedikit-sedikit dimasukin ideologi. Kalau targetnya laki-laki, yang merekrut ya perempuan cantik, targetnya perempuan ya yang merekrut laki-laki ganteng, korbannya mahasiswa ya yang merekrut kuliah negeri. Jadi selalu secara level lebih tinggi. Padahal ya dia tidak kuliah,” ungkapnya.
Biasanya, lanjut Ken, selain secara level lebih tinggi, mereka juga selalu menggunakan metode menjatuhkan dialog lawan, jadi dialog yang disesuaikan dengan yang mereka jalani karena mereka bukan hanya berasal dari Islam, namun ada Nasrani, Hindu dan Budha. “Tapi sebenernya lebih kepada wawasan kebangsaan, bukan kepada agama,” ujarnya.
Dia menjelaskan, meskipun mereka bukan hanya beragama muslim, tapi semua sama lebih kepada wawasan kebangsaan. Dia mencontohkan wawasan kebangsaan dengan hukum tuhan.
“Di Indonesia ada toko yang menjual miras, kalau dijual umum berarti pabriknya dilegalkan oleh pemerintah, pemerintah berarti tidak sesuai dengan hukum tuhan, melawan hukum tuhan berati dalam konsep agama Islam pemerintah adalah jahiliah, pemerintah menggunakan hukum yang melawan hukum tuhan,” ujar dia mencontohkan saat menjatuhkan dialog lawan.
Jadi, dia mengatakan, sugesti yang diterima target, bahwa disana nantinya mereka akan belajar hukum tuhan, ketika belajar hukum tuhan mereka akan berharap bisa untuk memberikan manfaat luas bagi masyarakat Indonesia dengan cara mereka
D. Janji Gafatar
Musadeq alias Abdussalam merupakan terpidana kasus penistaan agama. Majelis hakim Pengadilan Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 4 tahun penjara karena menyebarkan ajaran sesat lewat Al Qiyadah Al Islamiyah. Ajaran ini tidak menganjurkan ibadah salat dan meyakini nabi lain setelah Muhamad. Ajaran ini dikembangkan Musadeq akibat perbedaan haluan dengan pendiri Negara Islam Indonesia KW IX, Panji Gumiwang.

Jamil menjelaskan, vonis pengadilan kala itu tak menyurutkan upaya Musadeq untuk menyebarluaskan ajarannya. Ia kembali mengajak para pengikutnya mendirikan Komunitas Millah Abraham (KOMAR). Organisasi inilah yang kemudian bersalin rupa menjadi 
Gafatar. "Organisasi ini cepat menuai simpati karena banyak berperan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan," katanya.

Walaupun memiliki visi, misi, dan tujuan yang sangat berbeda dari organisasi kemasyarakatan (ormas) lain pada umumnya, GAFATAR bukanlah ormas yang ekslusif. Siapapun anda, apapun latar belakang, suku, ras, agama atau kepercayaan yang anda yakini, BERHAK untuk ikut bergabung dan berjuang di dalam wadah organisasi Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) untuk membangkitkan kembali kejayaan bangsa Nusantara ini menjadi mercusuar dunia. (baca:Apa Itu Gafatar?)

Namun, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam GAFATAR. Ada "harga" yang musti dibayar untuk bisa menjadi seorang anggota GAFATAR. Dan "alat pembayaran" untuk bisa menebusnya HANYA ada satu, yaitu dengan Janji Anggota, bukan dengan materi.

Sebagai organisasi kemasyarakatan yang bercita-cita ingin mewujudkan sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang damai dan sejahtera, tentu diperlukan perjuangan yang tidak mudah, kerja keras, konsistensi dan integritas agar tujuan mulia tersebut dapat terwujud. Diperlukan komitmen yang dapat menjadi pegangan bagi segenap anggota GAFATAR agar dapat konsisten untuk terus berjuang dalam mewujudkan kebangkitan bangsa Nusantara menjadi bangsa yang damai sejahtera.

Sebagaimana para pendahulu bangsa yang memiliki tekad kuat untuk menyatukan wilayah Nusantara ini menjadi suatu negara kesatuan Republik Indonesia, maka para pemuda pada saat itu melakukan ikrar, janji setia untuk bersatu, bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu, Indonesia. Maka tatkala Tuhan memberikan anugerah berupa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, kehendak Tuhan tersebut bukanlah semata-mata "takdir", namun itu merupakan "rewards" dari Tuhan kepada bangsa Indonesia yang telah MAU berkomitmen untuk bersatu, bertekad dan berjuang merebut kemerdekaan.

Oleh karena itu, agar apa yang menjadi 
cita-cita GAFATAR dapat terwujud, maka setiap orang yang ingin bergabung ke dalam Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) juga harus berkomitmen. Komitmen tersebut tertuang dalam ikrar Janji Anggota Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) yang bunyinya adalah sebagaimana berikut:


Janji AnggotaGERAKAN FAJAR NUSANTARA(GAFATAR)
Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa
Dengan ini saya berjanji :
1.    Saya menyatakan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan siap menjadi anggota atas dasar kesadaran dan penuh tanggung jawab, serta tidak akan berkhianat kepada Gerakan Fajar Nusantara.
2.    Saya tidak akan mencuri, tidak akan berzinah, tidak akan membunuh, tidak akan berdusta, dan sanggup berbudi pekerti luhur serta akan berbuat baik terhadap sesama manusia.
3.    Saya siap menerima pembinaan, dan sanggup mengemban Visi Misi Gerakan Fajar Nusantara, serta akan mentaati segala aturan sesuai dengan petunjuk dan bimbingan organisasi, untuk menegakkan nilai – nilai kebenaran sejati di bumi Nusantara.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa menerima janji yang saya nyatakan ini, dan membimbing saya menjadi manusia berkat bagi seluruh alam.

Silahkan cermati baik-baik isi dari Janji Anggota GAFATAR diatas. Janji tersebut bukanlah sekedar formalitas, melainkan sebuah tali pengikat, sebuah pegangan bagi segenap anggota GAFATAR agar dapat berjuang mewujudkan cita-cita GAFATAR. Apabila ikrar tersebut telah melekat dalam kesadaran dan diaplikasikan dalam keseharian, maka pasti akan melahirkan manusia-manusia yang berkarakter Tuhan Yang Maha Esa, manusia-manusia yang dipenuhi kasih dan sayang.

Apabila bangsa Nusantara ini mau BERKOMITMEN seperti GAFATAR, seperti apa yang tertera dalam janji GAFATAR, maka barang tentu bangsa Nusantara akan kembali menjadi bangsa yang dirahmati Tuhan Semesta Alam. Bangsa Nusantara akan kembali bangkit dan berjaya, menjadi mercusuar dunia, polisi dunia, bangsa percontohan pusat peradaban dunia yang dalam jangka jayabaya disebutkan gemah ripah loh jinawi adil makmur tata titi tentrem kertaraharja dadi keblating dunyo (subur makmur melimpah, adil, tertib, tentram, selamat selamanya, menjadi kiblat dunia).

Untuk mewujudkan semua itu, diperlukan perjuangan yang tidak mudah. Diperlukan pengorbanan harta dan jiwa sebagaimana para pejuang terdahulu mengorbankan nyawa mereka demi cita-cita merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Kini, bangsa Indonesia telah sampai pada pintu gerbang kemerdekaan, tinggal selangkah lagi menuju kemerdekaan sejati. GAFATAR, GERAKAN FAJAR NUSANTARA hadir untuk meneruskan perjuangan para pendahulu bangsa dan menggenapi apa yang diramalkan/dinubuahkan para leluhur untuk membangkitkan kembali kejayaan bangsa Nusantara, menjadikan bangsa Nusantara ini menjadi bangsa yang damai sejahtera.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar