Laman

Jumat, 14 Oktober 2011

MAKALAH INI DI SUSUN

UNTUK DI PRESENTASIKAN

DALAM MENGIKUTI MATA KULIAH

FILSAFAT ILMU DAN METODE BERFIKIR

Dosen : Prof. Dr. H.CECEP SUMARNA, M.Ag

DI SUSUN OLEH
N A M A : IMAM GOZALI

SEMESTER : I ( SATU ) Th. 2010

KOSENTRASI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN

Dunia rasional dan dunia empiris adala dunia nyata, konkrit dan dapat dibuktikan. Jelas bukan hanya khayalan. Eksistensinya tidak dapat di nafikan, bahkan justru dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Manusia akan menjadi manusia, ketika manusia dalam arti fisialnya, mampu memiliki kemampuan rasionalitas dan kenyataan empiris sebagai bagian dari kenyataan hidup setiap makhluk hidup, termasuk bagi manusia. Realitas ini dapat di manfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran hajat hidup manusia.

Menolak, menafikan dan meninggalkan sesuatu yang rasional dan empiris, akan mendorong manusia hanya menjadi sesuatu yang halus dan tidak mungkin tumbuh menjadi manusia yang empiris. Padahal dalam banyak hal, manusia justru tumbuh dari sesuatu yang empiris. Hidup dan berkembang, di dunia empiris.

Siklus alam telah mengajarkan kepada umat manusia bahwa di dunia ini terdapat sesuatu yang rasional dan sesuatu yang empiris. Mekanisme alam selalu berjalan di atas prisip- prip Sunnatulloh - alamaiyah yang sarat dengan dunia empiris dan rasional. Kejadiannya selalu pasti terulang, itu semua telah dianugrahkan tuhan kepada manusia. Pada sesuatu, baik yang rasional dan yang empiris, tidak dapat ditolak manusia. Ia adalah kenyataan yang tidak dapat diabaikan.[1]

Kemudian Tepatkah jikah disebutka bahwa semua kebenaran harus selalu memakai tolok ukur rasional dan selalu harus empiris ? Dapatkah pula disebutkan bahwa semua yang empiris dan semua yang rasional itu benar- benar menjadi benar dan dapat berguna secara far exellence bagi kehidupan umat manusia ?

Apakah tidak ada kebenaran lain, di luar kebenaran empiris an di atas kebenaran rasional ? Adakah dampak buruk yang mungkin timbul sebagai dampak dari paradigma dan anggapan bahwa kebenaran hanaya terdapat pada sesuatu yang rasional dan pada sesuatu yang empiris? Ragukah kita untuk sekedar mengakui bahwa di dunia yang provan ini ada kebenaran yang sulit dilogikakan dan sekaligus sulit ditemukan dalam kebenaran empiris.

Entahlah! Tetapi, dunia supra rasional dan meta empiris, dunia meta fisik, juga ternya memang nyata ada. Ternyata eksis. Inilah yang secara aksiologis, ternyata sangat berguna bagi umat manusia. Artinya, dunia supra rasional dan meta empiris, juga ternyata suka digunakan bukan saja oleh orang kampung yang awam, tetapi sekaligus dapat digunakan, dimanfaatkan dan dilakoni orang- orang kota yang mengklaim bahwa dirinya sangat akademik dan menguasai teknik- teknik keilmuan modern.[2] Apapun alasannya bahwa dunia meta fisika itu memang diakui oleh semua manusia baik yang terdpelajar maupun yang tidak itu benar- benar ada..

B. PENGERTIAN DAN PEMIKIRAN METAFISIKA

B. 1. Pengertian Meta fisika

Istilah Meta fisika berasal dari bahasa Yunani Meta (sesudah sesuatu ataun dbalik sesuatu) dan Phyisica ( nyata kongkret dan dapat diukur dan dijangkau panca indra). Makna umum dari metafisika adalah ilmu yang mengkaji tentang sesuatu yang eksistensinya berada dibalik yang fisik (nyata). [3]

Meta fisika juga dapat dikatakan sebagai ontologi. Dan ontologi itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang yang ada tetapi sesudah sesuatu yang fisik atau sesuatu sesudah yang fisik.

B.2. Pemikiran Metafisika

Berawal dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indra dan hati yang kemudian diproses akal untuk menentukan sikap dan pedirian mana yang benar dan mana yang salah terhadap sesuatu objek atau realitas. Cara seperti ini bisa disebut sebagai proses rasionalitas dalam ilmu. Sementara itu proses rasionalitas itu mampu mengatakan seseorang untuk memahami meta rasional sehingga akan muncul suatu kesadaran tentang realitas meta fisika yakni sesuatu yang terjadi di balik objek rasionalitas atau empiris yang bersifat pisik itu. Kesadaran ini yang juga disebut kesadaran transendensi,

Al-Qur’an menggambarkanya didalam surat Ali Imron:

191. (Yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.[4]

Meta fisika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat. Meta fisika sebagai cabang ilmu filsafat yang rumit dan sangat sulit, hal ini dikarenakan didalam bermetafisika dibutuhkan tenaga intlektual yang sangat banyak karena harus melakukan abstraksi. Ditambah lagi dalam bermetafisika permasalahan yang di bahas terkadang sangat abstrak jauh dari materi dan angka- angka. Jadi jangan berharap dalam bermetafisika kita dapat mengukur, membuktikan secara pasti seperti ilmu- ilmu pengetahuan yang menganut metode positiv. [5]

C. KLASIFIKASI METAFISIKA

Metafisika di kelompokkan menjadi dua (6), yaitu :

1. Meta Fisika Umum atau ( Meta Fisika Generalis) di sebut juga Ontologis; ilmu tentang yang ada atau disenut juga pengada, cabangnya yaitu ;

a. Idealisme

b. Matrialisme

c. Naturalisme

2. Metafisika Khusus atau disebut juga Meta Phyisica Specialis, adapun cabang- cabangnya yaitu;

a. Teologi

b. Kosmologi dan

c. Antropolgi

Pada makalah ini penulis akan mengungkap tentang metafisika bagaian yang kedua yaitu metafisika khusus atau meta physica Specialis sebab inilah metafisika yang sejati yang mebahas dunia dibalik sesuatu, yaitu ;

2.a. Teologi ( Ilmu Tentang Tuhan)

Teologi merupaka salah satu cabang filsafat yang mempelajari, menelusuri atau mencari tahu tentang hakekat tuhan dan makna keberadaan-Nya dalanm kehidupan. Sejak dahulu hingga saat ini peermasalahan tentang hakekat Tuhan tetap masih aktual dan tidak akan kunjung berhenti. Tuhan, oleh Plotinus disebut The One.[6]

Riil bahwa manusia tercipta dari tidak ada menjadi ada dengan tanpa turut merancang atau terlibat dalam penciptaan dirinya. Sebagaimana seorang anak kecil yang terlahir dari rahim uibunya, yang sama sekali dia tidak pernah diminta pendapat, bahkan unrtuk memilih warna kulit, postur tubuh, warna rambut ataupun bentuk wajahnya sewaktu dalam kandungan.

2.b. Kosmologi

Kosmolong hakekat gi adalah cabang filsafat meta fisika kgusus yang membahas dan mengkaji tentang hakekat alam semesta (cosmos) dan menyingkap tentang eksistensinya yang tersembunyi di balik fisiknya. Kosmologi membahas secara kefilsafatan tentang hal- hal yang berkaitan dengan eksistensi alam, aslnya, tujuannya, bagaimana alam ini terjadi, bagiamana alam berevolusi, bagaimana susunannya dan lain- lain.[7]

Kosmologi juga membahas secara kefilsafatan tentang hala- hal yang berkaitan dengan eksistensi ilahi (Tuhan) dalam penampakan microcosmos dalam pengalaman kehidupan disekitar manusia. Pertanyaan mengenahi eksistensi ilahi pada penampakan alam semesta yang ada di sekitar manusia, menjadi pertanyaan pertama yang terdapat pada benak manusia, karena secara individualit lahir dan berada di muka bumi ini setelah keberadaan alam semesta. Kemampuan bertanya pertama kalia adalah bertanya tentang lingkungan empirik yang dilihat, didengar, dirasa dan dicium disekitarnya. Yang kemudian dilanjutkan pertenyaan mengenai hal- hakl yang abstrak, tidak lagi pada sesuatu yang dapat dilihat, ditimbang dan ditangkap secara fisik saja. Dalam alam semesta terdapat dua kenyataan, yaitu ;

Pertama, kenyataan yang benar, keseluruhan yang abstrak, meta fisik, gaib, yang hanya dapat dimengerti melalui konsep. Sedanbgkan yang kedua adalah; kenyataan yang kecil yaitu kesatuan empirik yang dilihat, ditangkap dan ditimbang oleh peralatan indra fisik. Pembahasan kosmologi memperoleh posisi pengert yang lebih jelas yang pada dasarnya mencoba membahas hakekat alam semesta sebagai eksistensi Ilahi. Tentang kenyataan alam besar, sesuatu wujud keseluruhan jenis, yang bersifat absttrak, yang hanya dapat ditangkap dan dimengerti melalui konsep filsafat.

2.c. Antropologi

Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu antrophos, yang berarti orang atau manusia dan logos berarti ilmu, jadi antropologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang manusia dan hal- hal yang berkaitan dengannya. Antropologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakekat manusia. Pertanyaan tentang hakekat manusia pada dasarnya merupakan pertanyaan yang telah lama, akan tetapi sampai dengan saat ini pertanyaan ini masih sering dibahas, walaupun tidaak pernah ada jawaban yang selesai atau final, karena semua jawaban yang ada selalu dipertanyakan kembali sesuai dengan perkembangan zaman.

Pada sisi lain manusi melihat kenyataan bahwa secara individual ia tidak pernah terlibat sedikitpun akan penciptaan ataupun proses kelahiran dirinya, karena dalam banyak hal ia terlahir dalam keadaan yang seutuhnya telah ditentukan oleh pihak luar dirinya.

Dari semua kenyataan tadi jelas bahwa manusia tidak pernah ikut andil dalam proses penciptaan dirinya, akan tetapi bukan berarti bahwa untuk selanjutnya manusia juga tidak berhan untuk menentukan ataupun ikut andil terhadap proses pendewasaan ataupun menentukan jalan hidupnya.

C. PENUTUP / KESIMPULAN

Dari narasi yang telah di uraikan pada poin perpoi mengenahi pembahasan tentang METAFISIKA” maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ;

1. Metafisika itu adalah dunia yang ada dibalik sesuatu yang empiris, rasional atau dibalik yang bersifat fisik adanya dan yang tidak bisa kita pelajari kecuali dengan konsep.

Bahwa Ilmu yang menelusuri tentang Tuhan (Theologis), ilmu yang mempelajariu tentang Alam semesta (Cosmos) dan menyingkap tentang hakekat dan eksistensinya dibalik fisik alam semesta ini, juga ilmu yang membahas tentang manbusia (Antropologi)dan hal- hal yang berkaitan dengannya, merupakan obyek pembahasan metafisika.

sebagai cabang ilmu filsafat yang rumit dan sangat sulit, hal ini dikarenakan didalam bermetafisika dibutuhkan tenaga intlektual yang sangat banyak karena harus melakukan abstraksi. Ditambah lagi dalam bermetafisika permasalahan yang di bahas terkadang sangat abstrak jauh dari materi dan angka- angka. Jadi jangan berharap dalam bermetafisika kita dapat mengukur, membuktikan secara pasti seperti ilmu- ilmu pengetahuan yang menganut metode positiv

2. Bahwa makalah yang hanya tujuh halaman ini tidak akan mampu memuat uraian tentang Metafisika yang sesungguhnya kajiannya sangat luas dan banyak para failosuf yang memilki teori- teori tentang metafisika yang belum penulis muat dalam makalah ini. Maka solusinya adalah silahkan banyak membaca literatur- literatur yang telah tersedia pada lebarary center yang ada.

DAFTAR PUSTAKA :

Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag, Revolusi Peradaban Pn. Mulia Press, Bandung.

Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag, Filsafat Ilmu, Pn. Mulia Press, Bandung.

Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat, kanisius, Yogjakarta

Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Samara Mandiri,

PRESENTASI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang terhurmat

Bapak Dosen : Prof. Dr. H.CECEP SUMARNA, M.Ag

Rekan- rekan Mahasiswa Pasca Sarjana pada

Kls Kosentrasi . MPI yang saya cintai dan banggakan

A. PENDAHULUA

Yang pertama penulis mulai dari menguraiakan dunia empiris/ dunia rasional. Dimana dunia rasional dan dunia empiris adala dunia nyata, konkrit dan dapat dibuktikan. Jelas bukan hanya khayalan. Eksistensinya tidak dapat di nafikan, bahkan justru dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Manusia akan menjadi manusia, ketika manusia dalam arti fisialnya, mampu memiliki kemampuan rasionalitas dan kenyataan empiris sebagai bagian dari kenyataan hidup setiap makhluk hidup, termasuk bagi manusia. Realitas ini dapat di manfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran hajat hidup manusia.

Kemudian bagian keduan, Penulis mengajak para pembaca untuk memasuki dunia Metafika yang mana dunia metafisika ini yang menjadi pokok pembahasan didalam makalah ini.

Untuk pembahasan Meta fisika ini penulis membagi menjadi dua pembahasan yang pertama :

Pengertian Metafisika dan Pemikiran MF (halam 3 dan 4)

Yang kedua :

Klasifikasi metafisika (halaman 5,6 dan 7)

Dalam pembahasan Klasifikasi ini penulis menguraikannya menjadi dua klasifikasi yaitu:

1. Meta Fisika Umum atau ( Meta Fisika Generalis) di sebut juga Ontologis; ilmu tentang yang ada atau disenut juga pengada, cabangnya yaitu ;

d. Idealisme

e. Matrialisme

f. Naturalisme

2. Metafisika Khusus atau disebut juga Meta Phyisica Specialis, adapun cabang- cabangnya yaitu;

g. Teologi

h. Kosmologi dan

i. Antropolgi

Yang terakhir penulis tutup dengan Kesimpulan (pada halaman 8) yang merupakan intisari dari pembahasan Metafisika pada makalah ini kalau berkenan penulis baca adalah :



[1] Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag, Revolusi Peradaban,`Mulia Press bandung cet.ke II, Th. 2009, hal 51 – 52.

[2] Ibid, halaman 52 - 53

[3] Prof. Dr. H. Cecep Sumarna,M.Ag. Filsafat Ilmu, Mulia Press bandung

[4] Departemen Agama RI, Al Qur’an dan terjemahannya, CV. Samara Mandiri, jakarta 1971, halaman 110.

[5] Opcit, halaman

[6] Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat, Yogjakata, Kanisius, Th. 2004, halaman 108

[7] Ibid, halaman 156

Tidak ada komentar:

Posting Komentar